September 25, 2025

Prosedur Standar Keamanan: Panduan Saat Terjatuh dari Perahu Rafting

Momen paling mendebarkan sekaligus paling ditakuti saat arung jeram adalah kemungkinan terjatuh ke dalam derasnya arus sungai. Namun, skenario ini bukanlah akhir dari petualangan, melainkan bagian dari risiko yang sudah diperhitungkan dan dilatih. 

Dengan mengetahui prosedur darurat yang tepat, memahami peran pemandu, dan yang terpenting, mengalahkan musuh utama yaitu kepanikan, Anda dapat mengubah insiden ini menjadi cerita yang bisa Anda banggakan.

Prosedur Standar Keamanan: Panduan Saat Terjatuh dari Perahu Rafting
Sumber : Canva 


Momen yang Paling Dikhawatirkan: Mengapa ‘Jatuh’ Bukan Akhir Segalanya

Dalam benak setiap peserta arung jeram pemula, satu gambaran sinematik seringkali terlintas: perahu terbalik atau seseorang terlempar ke dalam pusaran air yang ganas. Ini adalah ketakutan yang wajar. 

Namun, dalam dunia petualangan modern, narasi tentang risiko telah bergeser. Fokusnya bukan lagi pada "bagaimana cara menghindari jatuh", melainkan "apa yang harus dilakukan ketika jatuh". Pergeseran pola pikir ini sangat penting. 

Jatuh dari perahu, atau dalam istilah profesionalnya menjadi swimmer (perenang), dianggap sebagai insiden yang mungkin terjadi dan para pemandu telah dilatih secara ekstensif untuk menanganinya.

Mengapa tidak boleh panik? Kepanikan adalah musuh nomor satu di air. Secara fisiologis, panik membuat napas menjadi pendek dan cepat, membakar oksigen berharga, dan membuat otot tegang. 

Secara psikologis, panik melumpuhkan kemampuan berpikir logis dan mengikuti instruksi. Anda bisa lupa dengan semua arahan safety briefing dalam sekejap. 

Padahal, dengan jaket pelampung (PFD) yang terpasang benar, Anda secara fisik tidak akan tenggelam. Bahaya sesungguhnya datang dari kepanikan yang membuat Anda menelan air atau kelelahan melawan arus yang mustahil dikalahkan.


Baca Juga : 5 Perlengkapan Krusial yang Wajib Dikenakan Pemula Saat Rafting

 

Golden Rules Saat Tercebur: Prosedur Empat Langkah yang Wajib Dihafal

Setiap pemandu profesional akan mengajarkan prosedur ini saat safety briefing. Momen ini mungkin hanya berlangsung 15 menit, tetapi isinya bisa menjadi penyelamat hidup Anda. Hafalkan empat langkah emas ini.


Langkah 1: LAWAN INSTING UNTUK PANIK

Saat tubuh Anda menyentuh dinginnya air dan arus mulai menarik, insting pertama adalah meronta, mencoba meraih perahu, atau berteriak panik. Lawan semua itu. Ambil satu detik untuk menyadari: "Saya memakai pelampung, saya mengapung." Ambil satu napas dalam yang terkontrol. Langkah pertama ini adalah yang terpenting dan tersulit, namun menjadi fondasi untuk semua langkah berikutnya.


Langkah 2: Ambil Posisi Aman (Defensive Swimming Position)

Segera posisikan tubuh Anda telentang, seperti sedang bersantai di atas air. Arahkan kaki Anda menghadap ke depan searah arus sungai (downstream). Angkat kaki Anda sedikit hingga mendekati permukaan air.

  • Mengapa posisi ini sangat penting? Pertama, kaki Anda berfungsi sebagai "bemper" yang akan melindungi tubuh dari benturan bebatuan. Jauh lebih baik tulang kering Anda yang menabrak batu daripada kepala atau punggung Anda. Kedua, dengan posisi telentang, wajah Anda akan selalu berada di atas air untuk bernapas. Ketiga, Anda bisa melihat dengan jelas ke arah mana Anda bergerak dan di mana posisi tim penyelamat.

Langkah 3: Cari dan Tatap Mata Pemandu Anda

Setelah berada di posisi aman, prioritas Anda berikutnya adalah menemukan di mana perahu dan pemandu Anda. Arahkan pandangan Anda ke mereka. Begitu Anda melihat pemandu, buatlah kontak mata. Ini adalah sinyal non-verbal bahwa Anda sadar dan siap menerima instruksi. Pemandu Anda adalah jangkar keselamatan Anda di tengah situasi yang kacau.


Langkah 4: Dengarkan dan Lakukan Instruksi Penyelamatan

Pikiran Anda sekarang harus fokus hanya pada satu hal: suara pemandu Anda. Mereka akan meneriakkan instruksi dengan jelas. Mungkin mereka akan meminta Anda untuk berenang ke arah perahu (jika arusnya memungkinkan), meraih dayung yang diulurkan, atau bersiap menangkap tali penyelamat. Lakukan persis seperti yang diinstruksikan tanpa ragu.

Prosedur Standar Keamanan: Panduan Saat Terjatuh dari Perahu Rafting
Sumber : Canva

Tim Penyelamat di Samping Anda: Peran Pemandu dan Kru Lainnya

Anda tidak sendirian di dalam air. Sebuah sistem penyelamatan akan langsung aktif begitu Anda terjatuh.


  • Pemandu (Primary Rescuer): Pemandu Anda adalah pemimpin regu penyelamat. Mereka dilatih untuk tetap tenang, menstabilkan sisa kru di perahu, dan segera melakukan manuver penyelamatan. Mereka memiliki alat khusus bernama throw bag (kantong berisi tali apung) yang akan dilemparkan secara akurat ke arah Anda.

  • Rekan Tim (Secondary Rescuer): Kru lain di perahu juga memiliki peran. Mereka akan membantu mendayung sesuai instruksi pemandu untuk mendekati Anda, atau mengulurkan ujung dayung mereka (posisi T-Grip) untuk Anda pegang dan ditarik.

"Di pelatihan, kami tidak pernah menyebutnya 'jatuh', kami menyebutnya 'perenang' atau swimmer. Ini mengubah mindset," ungkap Bambang ‘Bebe’ Sutrisno, seorang Instruktur Swiftwater Rescue dan Pemandu Senior dari Malang. 

"Tugas seorang 'perenang' hanya satu: mengapung dengan tenang pada posisi defensif. Tugas kami sebagai pemandu adalah sisanya. Kami dilatih ratusan jam untuk skenario ini. Jadi, percayai kami dan percayai pelampung Anda."


Skenario Penyelamatan: Apa Saja yang Akan Terjadi Selanjutnya?

Setelah instruksi diberikan, proses penyelamatan biasanya berlangsung cepat. Jika Anda dekat dengan perahu, rekan Anda akan mengulurkan dayung dan pemandu akan menginstruksikan cara menarik Anda kembali ke atas perahu.

Jika Anda agak jauh, pemandu akan melemparkan throw bag. Tugas Anda adalah menangkap talinya (bukan kantongnya) dan melingkarkannya ke badan atau memegangnya erat-erat. 

Jangan pernah melilitkan tali ke tangan Anda. Setelah itu, tim di perahu akan menarik Anda mendekat. Menurut data dari Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI), pada trip komersial yang dipandu secara profesional, lebih dari 95% insiden 'perenang' berakhir dengan penyelamatan yang cepat dan tanpa cedera, membuktikan efektivitas prosedur keselamatan standar.

Jatuh ke air saat arung jeram memang bisa menjadi pengalaman yang mengejutkan, tetapi tidak harus menjadi pengalaman yang menakutkan. Dengan pengetahuan tentang prosedur darurat, kepercayaan pada pemandu dan peralatan, serta kemampuan untuk mengendalikan kepanikan, Anda memiliki semua yang dibutuhkan untuk melewati insiden tersebut dengan aman. 

Pada akhirnya, pengetahuan inilah yang menjadi jaket pelampung kedua Anda, mengubah ketakutan akan hal yang tidak diketahui menjadi kepercayaan diri untuk menghadapi tantangan apa pun.


Penulis : Alfarizi (Riz) 

Postingan Terkait