Teknik Dasar Rafting agar Kamu Gak Ketinggalan Arus
Rafting bukan sekadar olahraga air, tetapi juga seni membaca arus dan menjaga keseimbangan di tengah derasnya sungai. Di balik serunya petualangan ini, ada dasar teknik yang perlu dipahami agar kamu tidak tertinggal oleh arus dan tetap aman sepanjang perjalanan.
Mengenal Rafting dan Karakteristik Arus Sungai
Rafting atau arung jeram adalah kegiatan mengarungi sungai berarus deras menggunakan perahu karet. Aktivitas ini membutuhkan kombinasi antara kekuatan fisik, konsentrasi tinggi, dan kerja sama tim. Sungai-sungai di Indonesia, termasuk di Malang dan Probolinggo, dikenal memiliki kelas jeram yang beragam dari level pemula (II–III) hingga profesional (IV–V).
Untuk pemula, mengenal karakteristik sungai sangat penting. Arus yang terlihat tenang di permukaan bisa saja menyimpan pusaran kuat di bawahnya. Karena itu, memahami aliran air, arah pusaran, dan pola jeram akan membantu peserta menentukan strategi mendayung yang efisien.
Teknik Dasar Rafting yang Wajib Dikuasai
1. Posisi Duduk yang Benar di Perahu
Teknik paling mendasar dalam rafting adalah posisi duduk. Duduklah di bagian tepi perahu dengan lutut sedikit menekuk dan kaki mengait pada bagian dalam perahu. Posisi ini membantu menjaga keseimbangan ketika perahu terombang-ambing oleh arus.
Jangan duduk di bagian tengah karena akan mengurangi kontrol terhadap arah perahu. Posisi tepi memungkinkan kamu ikut menjaga stabilitas dan memberikan dorongan kuat saat mendayung.
2. Teknik Memegang Dayung
Cara memegang dayung yang benar akan menentukan kekuatan dan kecepatan laju perahu. Pegang gagang atas dayung dengan satu tangan (biasanya tangan dominan) dan batang bawah dengan tangan lainnya. Pastikan genggaman tidak terlalu kaku agar tidak cepat lelah.
Ujung dayung harus selalu berada di depan tubuh, bukan di samping. Posisi ini membantu mendayung lebih efisien dan meminimalkan risiko dayung tersangkut di batu atau arus balik.
3. Gerakan Dayung yang Efektif
Dalam rafting, ada tiga teknik mendayung utama:
Forward paddle (dayung maju): digunakan untuk mempercepat perahu mengikuti arus.
Backward paddle (dayung mundur): membantu memperlambat laju atau menghindari halangan.
Draw stroke: digunakan untuk mengubah arah perahu ke kiri atau kanan.
Koordinasi antaranggota tim sangat penting. Semua peserta harus mendayung serempak mengikuti aba-aba dari pemandu agar perahu bergerak stabil dan tidak berputar liar di tengah jeram.
4. Komunikasi dan Komando dalam Tim
Setiap tim rafting memiliki pemandu (guide) yang memberi aba-aba selama perjalanan. Komando umum seperti “forward”, “backward”, atau “stop” wajib dipatuhi. Dalam beberapa kondisi ekstrem, pemandu juga bisa memberi perintah “low” untuk menunduk saat melewati jeram rendah atau pohon tumbang.
Koordinasi yang baik membuat tim mampu menavigasi arus dengan presisi. Sebaliknya, keterlambatan respon dari satu orang saja bisa membuat perahu kehilangan keseimbangan.
5. Teknik Saat Melewati Jeram
Jeram adalah bagian paling menegangkan dalam rafting. Ketika melewati jeram, jaga posisi duduk tetap stabil dengan kaki menekan sisi dalam perahu. Condongkan badan sedikit ke depan untuk menambah kontrol dan kurangi tekanan arus dari belakang.
Jika perahu miring, jangan langsung panik. Tetap pegang erat tali pengaman di sisi perahu dan ikuti arah pergerakan air. Ingat, keseimbangan tim lebih penting daripada kekuatan individu.
Menghadapi Kondisi Darurat di Sungai
1. Saat Terjatuh ke Air
Kejadian terjatuh ke air adalah hal yang umum, terutama bagi pemula. Jika itu terjadi, jangan panik. Rebahkan tubuh di air dengan posisi telentang, kaki menghadap ke arus, dan pandangan ke depan. Gunakan pelampung untuk tetap mengapung dan jangan mencoba melawan arus.
Pemandu biasanya akan melempar tali penyelamat atau mendekat menggunakan perahu lain. Tetap tenang dan biarkan arus membawa kamu ke area yang lebih aman sebelum kembali naik ke perahu.
2. Menghadapi Perahu Terbalik
Jika perahu terbalik, tetap bersama anggota tim dan jangan terpisah. Naik ke bagian bawah perahu (yang menghadap ke atas) sambil menunggu bantuan pemandu untuk membalikkan perahu. Hindari memegang tali bagian luar saat arus deras karena bisa tersangkut pada batu atau ranting.
Operator rafting profesional biasanya sudah melatih semua pemandu dalam teknik penyelamatan air, jadi ikuti saja instruksi mereka dengan tenang.
Tips Menjaga Stamina dan Fokus Saat Rafting
1. Lakukan Pemanasan Sebelum Turun ke Sungai
Rafting adalah olahraga yang mengandalkan kekuatan otot lengan, bahu, dan kaki. Lakukan peregangan ringan sekitar 10 menit sebelum turun agar tubuh lebih fleksibel dan tidak mudah kram saat mendayung.
Gerakan sederhana seperti melenturkan pergelangan tangan, bahu, dan lutut dapat meningkatkan aliran darah ke otot dan mengurangi risiko cedera.
2. Kendalikan Nafas dan Ritme Dayung
Saat menghadapi arus deras, banyak peserta yang mendayung terlalu cepat karena gugup. Padahal, mengatur ritme napas dan kecepatan dayung lebih penting agar energi tidak cepat habis.
Ikuti tempo yang ditentukan pemandu dan tetap tenang saat melewati jeram besar. Dengan ritme yang konsisten, perahu akan lebih mudah dikendalikan.
Makanan berat sebelum rafting bisa membuat perut terasa penuh dan mengganggu keseimbangan. Sebaiknya makan 1–2 jam sebelum kegiatan dengan porsi sedang dan hindari makanan berminyak.
Minum air putih yang cukup juga penting agar tubuh tidak dehidrasi selama berada di bawah sinar matahari.
Peralatan Wajib Saat Belajar Teknik Dasar Rafting
Selain teknik, keberhasilan rafting juga bergantung pada peralatan yang digunakan. Beberapa perlengkapan wajib antara lain:
Helm rafting: Melindungi kepala dari benturan batu atau perahu.
Life jacket: Menjaga tubuh tetap mengapung jika terjatuh ke air.
Dayung standar rafting: Dirancang khusus agar tahan tekanan air deras.
Sepatu anti-slip: Menghindari tergelincir di bebatuan sungai.
Dry bag: Untuk menyimpan barang pribadi agar tetap kering.
Peralatan yang lengkap dan berstandar keselamatan internasional akan membuat pengalaman rafting lebih aman dan nyaman.
Baca Juga: Barang Wajib Dibawa Saat Rafting di Malang
Lokasi Ideal untuk Belajar Rafting di Malang
Malang menjadi salah satu destinasi rafting terbaik di Indonesia berkat kombinasi alam pegunungan, udara sejuk, dan jalur sungai yang variatif. Beberapa lokasi populer untuk belajar teknik dasar rafting antara lain:
Kasembon Rafting: Cocok untuk pemula karena arusnya sedang dan jalur tidak terlalu panjang.
Pujon Rafting: Menawarkan pemandangan sawah dan hutan pinus yang menenangkan.
Sungai Brantas: Memberikan pengalaman arus menantang namun tetap aman dengan pemandu berpengalaman.
Setiap lokasi memiliki tingkat kesulitan berbeda, sehingga kamu bisa menyesuaikan pilihan sesuai kemampuan.
Kesalahan Umum Pemula dalam Rafting
Beberapa kesalahan sering dilakukan peserta pemula, seperti:
Mendayung tidak serempak sehingga perahu berputar liar.
Panik saat terkena arus deras dan melepaskan dayung.
Duduk di tengah perahu tanpa menopang kaki.
Tidak mengikuti aba-aba dari pemandu.
Menghindari kesalahan ini adalah langkah penting agar pengalaman rafting lebih menyenangkan dan bebas risiko.
.gif)
Menguasai teknik dasar rafting bukan hanya soal kecepatan mendayung, tapi juga bagaimana memahami karakter arus dan menjaga koordinasi dalam tim. Dengan posisi duduk yang benar, komunikasi efektif, serta penguasaan gerakan mendayung yang tepat, siapa pun bisa menikmati sensasi rafting tanpa rasa takut.
Persiapan fisik, perlengkapan lengkap, dan bimbingan dari pemandu profesional menjadi kunci keselamatan di setiap jalur sungai. Jadi sebelum memulai petualanganmu di Malang atau sungai mana pun, pastikan kamu sudah memahami dasar-dasar ini agar tidak ketinggalan arus dan siap menaklukkan setiap jeram dengan percaya diri.