Teknik Mendayung dalam Rafting yang Wajib Dikuasai Lokal
BATURAFTING - Rafting bukan sekadar menaklukkan arus. Ia adalah seni membaca ritme sungai, memahami gerak tubuh, dan berkomunikasi tanpa banyak kata. Karena dalam satu perahu, ketepatan teknik jauh lebih penting daripada seberapa keras kamu memaksakan tenaga.
Dan di level lokal, terutama di sungai-sungai Indonesia yang punya karakter berbeda—dingin, berbatu, kadang tenang lalu tiba-tiba menggila—teknik mendayungdalam rafting bukan hanya skill dasar, tapi kunci keselamatan.
Mengapa Teknik
Mendayung Sangat Krusial dalam Rafting?
Sebelum
membahas teknik, kita perlu memahami satu hal penting: perahu rafting bergerak
bukan hanya karena arus, tetapi karena koordinasi pendayung. Dayung bukan
aksesori. Ia adalah “mesin penggerak”, “rem darurat”, sekaligus “alat
komunikasi”.
1. Perahu Tidak Akan Bergerak Tanpa
Tenaga Manusia
Banyak
orang mengira arus yang membawa perahu. Itu benar—tapi tidak penuh. Dayunglah
yang menentukan arah. Tanpa teknik yang benar, perahu cenderung terbawa arus
liar dan sulit dikendalikan.
2. Teknik Mendayung Mempengaruhi
Stabilitas Perahu
Gerakan
terlalu cepat bisa membuat perahu miring. Gerakan terlalu lambat membuat
pengendalian terlambat. Teknik adalah penentu keseimbangan.
3. Keselamatan Tergantung Pada
Koordinasi Mendayung
Instruksi
seperti “Forward!”, “Back paddle!”, “High side!” hanya efektif kalau semua
pendayung tahu teknik dasar. Tanpa teknik, komando hanyalah suara yang hilang
di antara riuh arus sungai.
Teknik Mendayung dalam Rafting yang
Wajib Dikuasai
Di
bagian ini, kita masuk pada pembahasan inti. Semua teknik dijelaskan dengan gaya
penyampaian ala artikel outdoor: praktis, detail, dan mudah diterapkan.
Baca Juga : 7 Langkah Penting agar Pengalaman Rafting Pertamamu Aman dan Tak Terlupakan
1. Forward Paddle: Teknik Dasar yang
Menentukan Irama
Forward
paddle adalah inti dari semua gerakan. Walau terlihat sederhana, teknik ini punya
tahapan yang wajib diperhatikan.
Cara Melakukan Forward Paddle
a. Posisi Tubuh
– Duduk tegap di tepi perahu, bukan di tengah.
– Condongkan tubuh sedikit ke depan.
– Kaki mengunci foot strap atau area penyangga agar tidak terpental saat perahu
menghantam ombak.
b. Gerakan Dayung
– Masukkan blade (bagian lebar dayung) sepenuhnya ke dalam air.
– Tarik air ke arah paha, bukan ke samping.
– Biarkan bahu dan pinggang bekerja, bukan hanya lengan.
c. Ritme
Kunci forward paddle adalah sinkron. Jika satu orang melambat, seluruh perahu
goyah seperti kehilangan arah setir.
Kesalahan Umum Forward Paddle
–
Hanya mencelupkan setengah blade (akibatnya tenaga terbuang).
– Menarik ke samping (membuat perahu berputar liar).
– Mengayuh terlalu cepat (mengacaukan ritme tim).
2. Back Paddle: Teknik Menghentikan
dan Mengendalikan Kecepatan
Back
paddle digunakan untuk memperlambat perahu, menahan laju sebelum masuk jeram
besar, atau menghindari batu.
Cara Melakukan Back Paddle
–
Condongkan tubuh sedikit ke belakang.
– Masukkan blade dari arah belakang tubuh.
– Dorong air ke depan, seperti mendorong benda berat.
Teknik
ini terasa lebih berat daripada forward paddle, tetapi efektif untuk
stabilisasi.
3. Sweep Stroke: Teknik Berbelok
yang Wajib Dipahami
Sweep
stroke dilakukan untuk memutar perahu. Digunakan saat mengambil tikungan tajam
atau menghindari rintangan.
Cara Melakukan Sweep Stroke
Pada sisi kanan:
– Pendayung di sisi kanan melakukan gerakan melingkar dari depan selebar
mungkin.
– Pendayung kiri tetap melakukan forward biasa.
Pada sisi kiri:
– Kebalikan dari gerakan kanan.
Sweep
stroke adalah teknik yang paling sering disalahgunakan. Banyak pendayung
menganggapnya hanya “mendayung ke samping”. Padahal bentuk lingkarannya harus
lebar agar daya putarnya maksimal.
4. Draw Stroke: Teknik Menarik
Perahu ke Samping
Digunakan
saat perahu harus digeser ke kiri atau kanan tanpa mengubah arah.
Cara Melakukan Draw Stroke
–
Condongkan tubuh ke arah yang dituju.
– Masukkan dayung jauh ke samping, bukan ke bawah.
– Tarik air ke arah perahu.
Teknik
ini sering dipakai saat mendekati batu, masuk celah jeram, atau saat harus
“merapat” pada garis arus yang lebih aman.
5. High Side: Jurus
Anti-Perahu-Terbalik
High
side bukan teknik mendayung, tetapi bagian penting dari penguasaan rafting.
Ketika
perahu miring karena menabrak batu atau arus samping, guide akan berteriak: “HIGH
SIDE!”
Ini berarti semua pendayung harus langsung memindahkan berat badan ke sisi yang
lebih tinggi.
Untuk
apa?
Agar perahu tidak terguling. Dalam rafting, high side adalah penyelamat.
6. Teknik Recover Paddle: Mengangkat
Diri dari Situasi Nyaris Terjatuh
Kadang
saat memukul ombak besar, tubuh seperti ditarik keluar. Recover paddle membantu
pendayung menstabilkan diri.
Cara Recover Paddle
–
Pegang paddle dengan grip yang kuat.
– Gunakan dayung sebagai tumpuan ke permukaan air.
– Tarik tubuh kembali ke posisi duduk.
Teknik
ini jarang dibahas, tetapi sangat penting terutama di sungai dengan jeram tak
beraturan.
7. Teknik Mendayung dalam Formasi
Tim
Selain
teknik individu, rafting sangat bergantung pada koordinasi.
Formasi Pendayung
–
Front
rafter: Penentu ritme, biasanya paling kuat koordinasi.
– Middle
rafter: Penguat daya, menjaga stabilitas.
– Back
rafter: Pengendali akhir arah bersama skipper.
Sinkronisasi Gerakan
–
Pandangan selalu ke depan, bukan ke dayung.
– Ikuti komando leader di depan.
– Dengarkan aba-aba guide dengan cepat.
Cara Melatih Teknik Mendayung agar
Efektif dan Konsisten
Latihan
adalah kunci. Banyak orang hanya belajar saat di sungai, padahal beberapa
teknik bisa dilatih sebelum turun ke air.
1. Latihan di
Darat (Dry Training)
Latihan Postur
–
Duduk di atas box atau permukaan stabil.
– Latihan mengayuh dengan posisi tubuh tepat.
Latihan Ritme Tim
–
Satu orang menjadi pemimpin ritme.
– Pendayung lain mengikuti gerakan tanpa terlambat.
Latihan
ini sederhana namun sangat membantu saat menghadapi jeram.
2. Latihan di Air
Tenang
Sungai
atau danau dengan arus pelan adalah tempat terbaik untuk memahami basic stroke
tanpa tekanan.
Latihan
meliputi:
– Forward – 50 kali
– Back paddle – 50 kali
– Sweep – 20 kali tiap sisi
– Draw – 20 kali tiap sisi
Semakin
sering latihan, semakin otomatis gerakan tubuh.
3. Latihan “Simulasi
Jeram”
Banyak
operator rafting lokal membuat simulasi di spot aman, biasanya berupa area
dangkal dengan arus deras. Teknik ini sangat efektif mengajarkan pendayung
menghadapi situasi nyata.
Kesalahan-Kesalahan Fatal yang
Sering Dilakukan Pemula
Agar
lebih siap, berikut kesalahan yang sering membuat rafting berantakan.
1. Fokus ke Air,
Bukan ke Ritme
Melihat
ombak memang seru, tetapi ritme lebih penting.
2. Menggunakan Lengan Sebagai Tenaga
Utama
Rafting
bukan gym. Gunakan bahu dan pinggang.
3. Terlalu Tegang
Tubuh
kaku membuat gerakan patah dan tidak efektif.
4. Terlambat Mengikuti Komando
Dalam rafting, keterlambatan 1 detik bisa membuat perahu kehilangan arah.
Tips Tambahan Agar
Mendayung Lebih Stabil dan Aman
Untuk
menyempurnakan teknik, berikut tips yang sering diberikan guide profesional:
–
Pegang paddle dengan grip atas kuat tetapi tidak kaku.
– Tarik napas sebelum masuk jeram besar.
– Duduk stabil, jangan terlalu maju atau mundur.
– Dengarkan guide, bukan suara arus.
Mendayung bukan soal tenaga,
tetapi koordinasi dan teknik. Dengan memahami prinsip dasar teknik
mendayung dalam rafting, pendayung bukan hanya bisa mengikuti
arus, tetapi juga mampu “bernegosiasi” dengan karakter sungai. Ketika teknik
sudah tepat, rafting bukan lagi soal melawan alam, melainkan menyatu dengannya.
Baik di sungai lokal yang jinak maupun yang penuh kejutan, teknik yang benar akan selalu menjadi senjata utama untuk menjaga stabilitas, keselamatan, dan tentu saja keseruan.
.gif)
1. Apa teknik paling penting dalam
rafting untuk pemula?
Forward
paddle. Karena ini menentukan kecepatan, arah, dan ritme tim. Jika forward
sudah stabil, teknik lain lebih mudah dipelajari.
2. Apakah perlu latihan sebelum rafting?
Sangat
disarankan. Minimal latihan postur dan ritme di darat agar saat masuk sungai
kamu tidak panik dan bisa mengikuti komando guide dengan cepat.
Penulis : Vivian Dewi
REFRENSI
Website voi.id
website songarafting.co.id
.webp)

