Panduan Lengkap Prosedur Evakuasi Rafting yang Benar untuk Menjaga Keselamatan di Tengah Arus Deras

Kesiapan
di Atas Segalanya: Mengapa Evakuasi Rafting Harus Diketahui
Arung jeram adalah olahraga yang sarat akan
kesenangan dan tantangan. Namun, setiap petualang sejati tahu bahwa kesenangan
harus selalu didahului oleh kesiapan. Meskipun operator rafting
profesional selalu berusaha meminimalisir risiko, potensi terjadinya insiden
seperti perahu terbalik (flip), peserta jatuh (swim), atau
tersangkutnya perahu (pin) di tengah jeram selalu ada.
Oleh karena itu, memahami prosedur evakuasi
rafting yang benar adalah hal wajib bagi setiap peserta dan inti
dari etos keselamatan operator. Pengetahuan ini bukan hanya tugas guide,
tetapi juga modal bagi setiap individu untuk merespons dengan cepat, tenang,
dan efektif ketika situasi darurat terjadi. Membekali diri dengan pengetahuan
ini adalah bentuk penghargaan tertinggi terhadap potensi bahaya di
sungai.
1.
Posisi Penyelamatan Diri: Langkah Awal Saat Jatuh ke Air
Hal pertama yang harus dikuasai dalam prosedur
evakuasi rafting adalah bagaimana menjaga diri sendiri segera setelah
terlepas dari perahu.
Teknik
Berenang Aman (Defensive Swim Position)
Begitu Anda berada di air, jangan panik.
Insting untuk berdiri atau berenang melawan arus adalah kesalahan fatal. Terapkan
segera defensive swim position:
- Punggung di Air:
Baringkan tubuh Anda telentang, menghadap ke hilir (ke arah arus
mengalir).
- Kaki di Depan:
Posisikan kaki Anda lurus dan sedikit terangkat di permukaan air. Kaki
berfungsi sebagai peredam benturan pertama terhadap batu atau
rintangan.
- Tangan untuk Menjaga Keseimbangan: Gunakan tangan Anda untuk mendayung
sedikit atau menjaga tubuh tetap di tengah arus utama.
- Jaga Helm dan Pelampung: Pastikan helm dan pelampung terpasang erat. Kedua alat ini
adalah garis hidup Anda.
Tujuan utama dari posisi ini adalah untuk mengendalikan
diri dan membiarkan arus membawa Anda, sambil melindungi kepala dan
tubuh dari benturan keras.

2.
Aksi Cepat Tim Perahu: Menyelamatkan Korban
Ketika ada rekan tim yang jatuh, instruktur
rafting profesional akan segera memimpin prosedur evakuasi rafting
yang terstruktur.
Teknik
Penyelamatan dari Atas Perahu
- Komunikasi Tegas:
Instruktur akan segera berteriak memberi perintah spesifik, seperti
"SEIMBANG!" atau "TALI!" Semua anggota tim harus
mengikuti komando untuk menjaga stabilitas perahu.
- Melempar Tali Penyelamat (Throw Bag): Ini adalah cara tercepat. Instruktur akan
melemparkan kantong berisi tali ke arah korban yang jatuh. Korban harus
segera meraih tali dan membiarkan perahu menariknya. Jangan
melilitkan tali di tangan atau badan.
- Tarik Korban (High-Side): Jika korban cukup dekat, anggota tim
dapat meraih pegangan pada pelampung korban dan menariknya kembali ke
perahu. Prosedur ini disebut rescue reach. Tim yang lain
harus segera high-side (memindahkan berat badan ke sisi yang
berlawanan) untuk menstabilkan perahu.
- Metode T Rescue: Jika perahu berhasil dihentikan atau dibawa ke tempat
tenang, perahu dapat diposisikan tegak lurus (membentuk huruf T) dengan
korban, memungkinkan korban didorong ke atas perahu dengan bantuan
instruktur.
Kecepatan dan koordinasi adalah kunci dalam fase penyelamatan ini. Instruktur
yang terlatih akan selalu mengutamakan penyelamatan hidup daripada penyelamatan
peralatan.
3.
Evakuasi Penuh: Ketika Perahu Terbalik (Flip)
Perahu terbalik adalah skenario evakuasi yang
paling umum.
Langkah
Mengamankan Diri dan Perahu
- Tetap Bersama Perahu: Jika memungkinkan, berpeganganlah pada perahu
(terutama tali pengaman di sekeliling perahu). Perahu yang terbalik adalah
benda besar yang mudah terlihat dan memberikan daya apung.
- Mendengarkan Instruksi Flip Drill: Di air yang lebih tenang, instruktur akan
menginstruksikan tim untuk melakukan flip drill:
- Tim bergerak ke satu sisi perahu yang terbalik.
- Secara serentak, tim menarik tali yang berada di bawah
perahu dan mengayunkan badan mereka ke arah berlawanan, menggunakan
bobot tubuh untuk membalikkan perahu kembali ke posisi semula.
- Masuk Kembali ke Perahu: Setelah perahu tegak, masuklah dari bagian buritan
(belakang) perahu atau bagian tengah dengan bantuan rekan tim. Selalu
berhati-hati saat menaiki perahu di air berarus.
Latihan flip drill di awal perjalanan
bertujuan agar prosedur evakuasi rafting ini menjadi refleks, bukan
tindakan yang dipikirkan.
4.
Bantuan Lanjutan: Prosedur Evakuasi Medis dan Eksternal
Tidak semua masalah dapat diselesaikan di atas
perahu. Terkadang, diperlukan evakuasi darurat ke darat atau fasilitas medis.
Protokol
Darurat Operator
- Sinyal dan Komunikasi: Instruktur rafting profesional selalu dilengkapi
dengan alat komunikasi darurat (radio atau telepon satelit). Mereka
memiliki kode sinyal yang disepakati dengan tim darat (support
team) untuk menginformasikan jenis keadaan darurat (Medis, Pin,
Flip).
- P3K dan Penanganan Awal: Instruktur (yang bersertifikasi First Aid) akan
memberikan penanganan medis awal pada korban cedera, misalnya
menangani luka terbuka atau gejala hypothermia (kedinginan
ekstrem).
- Evakuasi ke Titik Aman: Jika diperlukan evakuasi lanjutan, tim darat akan dihubungi
untuk menuju titik terdekat di pinggir sungai yang dapat diakses,
seringkali melalui jalur setapak atau titik penjemputan khusus. Proses ini
dilakukan dengan standar SAR (Search and Rescue).
Kesiapan logistik operator (mobil evakuasi, tim rescue cadangan)
adalah bagian tak terpisahkan dari prosedur evakuasi rafting yang
komprehensif.
Menjadikan
Keselamatan Kebiasaan
Mendalami prosedur evakuasi rafting yang
benar bukanlah berarti kita mengharapkan yang terburuk, melainkan merencanakan
respons terbaik saat menghadapi ketidakpastian. Ketika Anda memilih rafting,
pilihlah operator yang secara transparan memberikan briefing keselamatan
mendalam, melatih flip drill, dan memiliki instruktur profesional
yang bersertifikasi Swift Water Rescue.
Kesiapan adalah bentuk perlindungan terbaik. Dengan menguasai langkah-langkah evakuasi
dasar ini, Anda mengubah rasa takut menjadi kewaspadaan, dan memastikan bahwa
petualangan arung jeram Anda berakhir dengan cerita seru, bukan insiden yang
disesali. Prioritas utama di sungai selalu adalah keselamatan, dan prosedur
evakuasi adalah jantungnya.
Sumber Gambar 1 : Ilustrasi by AI
Sumber Gambar 2 : Ilustrasi by AI
Published : Faisha Azzahra (fsh)
.webp)